Senin, 08 Agustus 2011

Terima kenyataan hidup


SANGGUPKAH KITA????


Dalam kehidupan manusia sering kali manusia itu dihadapkan pada kenyataan yang kadang mereka sendiri tidak pernah menginginkannya. Bahkan terfikirkan pun tidak sama sekali. Namun setelah hal itu terjadi mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain harus menerima dengan tabah dan lapang dada. Serta ikhlas dengan kenyataan yang telah terjadi.

Sepenggal cerita,
 
Seorang perempuan yang masih single menjalani hidupnya dengan mandiri semenjak lepas dari bangku sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang minim dan pengalaman kerja yang semakin hari semakin bertambah membuat perempuan itu semakin sukses dalam karier hari ke hari. Bahkan karena terlalu sibuk mengejar karier perempuan tersebut harus menerima kenyataan kalau dia mengalami kesulitan dalam mencari pasangan hidup. Sampai akhirnya dipuncak kejayaannya dia masih hidup sendiri. Bekerja, dan membahagaian keluarga menjadi jalan yang dipilihnya. Disini dia menghadapi dua kenyataan hidup yang harus diterimanya dengan lapang dada. Pertama, kenyataan kalau ia harus hidup sendiri tanpa seorang pendamping hidup dalam menjalani semua rutinitas sehari-harinya. Kedua, kenyataan bahwa dengan semangat kerjanya bertahun-tahun dia telah berhasil membawa keluarganya mencapai kebahagian. Itulah dua kenyataan, sedih dan bahagia.

Kembali pada sang perempuan

Roda kehidupan manusia selalu berputar. Seperti yang telah dijanjikan oleh yang menciptakan hidup, bahwa hidup manusia itu adalah dua sisi mata uang. Kadang harus dibawah, kadang diatas. Kadang tertawa kadang menangis. Seiring dengan perjalanan waktu roda kehidupan, kenyataan lain harus diterima oleh sang perempuan. Usaha yang telah dirintis selama bertahun-tahun dengan tangannya sendiri harus jatuh karena rasa iri rekan bisnis. Benar, usaha itu jatuh dan dia bangkrut total. Semua materi yang dia miliki hilang. Termasuk materi yang telah diberikan kepada keluarganya. Semua hilang dari genggamannya. Pada saat yang sama, orang yang akan menjadi pendamping hidupnya, memutuskan tali pertunangan. Ada banyak kenyataan hidup yang harus diterima sang perempuan disini. Kenyataan, bahwa hidupnya sekarang menderita karena semua materi yang dia punya tidak selamanya abadi. Kenyataan, dia harus melunasi semua hutang-hutang akibat kejatuhan usahanya. Kenyataan, bahwa kepercayaannya kepada seorang rekan harus berakhir dengan penghianatan. Kenyataan, bahwa ia harus tegar melepas kepergian orang yang bakal menjadi calon suaminya. Kenyataan, bahwa masih ada anggota keluarga yang menyayanginya walaupun ia dalam keterpurukan. Kenyataan, ada sebagian anggota keluarga yang tidak bisa menerima hakikat kejatuhannya dan membuangnya dari kehidupan mereka. Kenyataan, bahwa tidak ada teman-teman yang mau membantu masalahnya.

Bagaimana dengan sang perempuan selanjutnya?

Dengan sisa-sisa ketegaran dan semangat yang masih ada sang perempuan menata kembali kehidupannya dari awal. Dengan berbekal dana yang kecil sang perempuan pergi ke negeri orang dan memulai sesuatu untuk memperbaiki hidupnya. Dia telah bertekad akan melunasi semua hutang-hutang orang yang telah terjadi karena usahanya yang bangkrut. Dalam keterbuangannya dia berusaha sendirian. Namun ditempat baru, dengan orang-orang yang baru dia juga menemukan sesuatu yang baru. Dan disini juga dia telah menerima kenyataan baru juga. Kenyataan, bahwa selagi dia punya niat pasti akan ada jalan. Kenyataan, bahwa orang lain bisa menjadi teman disaat orang sendiri membuang.

Sekarang sang perempuan telah memulai babak baru dalam hidupnya. Semoga dia akan terus bisa menerima semua kenyataan-kenyataan hidup yang dialaminya. Berhasilkah sang perempuan nantinya???
Biarlah waktu dan takdir Yang Kuasa yang menjawabnya.

Nah, bagi kita-kita...........apakah kita bisa menerima kenyataan hidup seperti sang perempuan menerima kenyataan hidupnya??????
Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Kisah sepenggal sang perempuan hanyalah sebuah gambaran dari sekian banyak kisah tentang bagaimana manusia menerima kenyataan hidup ini.

Sampai disini dulu ya, nanti kita ketemu dengan cerita-cerita yang lainnya.
Sampai jumpa lagi.............
Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar